Proses
booting adalah suatu proses yang terjadi pada saat seseorang menghidupkan
komputer, dimana masuknya arus listrik ke dalam peralatan komputer dan kemudian
sistem memeriksa ada atau tidaknya perangkat keras ( hardware ) yang terhubung
pada komputer, agar komputer dapat berkomunikasi dengan pengguna (user).
Tahap-Tahap Terjadinya Proses Booting
Tahap
awal pada proses booting yang dilakukan oleh sistem operasi adalah bootsrap
loader. Bootsrap loader adalah aplikasi pertama yang dijalankan BIOS sesaat
setelah booting. Bootloader akan meload kernel yang menjalankan sistem operasi,
serta bertujuan untuk melacak semua alat input dan alat output yang terpasang
atau terhubung pada komputer. Dalam beberapa sistem, terdapat bootloader yang
berbeda. Bootloader Windows, berbeda dengan Bootloader Linux, Berbeda juga
dengan bootloader BSD.
Secara
umum, gambaran tahapan-tahapan yang terjadi pada proses booting adalah sebagai
berikut:
Pertama :
Saat
komputer dihidupkan, memorinya masih kosong. Belum ada instruksi yang dapat
dieksekusi oleh prosesor. Oleh karena itu, prosesor dirancang untuk selalu
mencari alamat tertentu di BIOS ( Basic Input Output System) ROM. Pada alamat
tersebut, terdapat sebuah instruksi jump yang menuju ke alamat eksekusi awal
BIOS.
Kedua :
Setelah
kegiatan pertama, prosesor menjalankan Power On Self Test(POST), yaitu
memeriksa kondisi hardware yang terhubung pada komputer.
Setelah
itu, BIOS mencari Video Card. Secara khusus prosesor mencari BIOS milik Video
Card. Kemudian sistem BIOS menjalankan Video Card BIOS. Setelah itu, Video Card
di inisalisasi.
Kemudian
BIOS memeriksa ROM pada hardware yang lain, apakah memiliki BIOS yang tersediri
apakah tidak. Jika ya, maka akan dieksekusi juga.
Lalu
BIOS melakukan pemeriksaan lagi, misalnya memeriksa besar memori dan jenis
memori. Lebih lanjut lagi, dia memeriksa hardware yang lain, seperti disk.
Kemudian, prosesor mencari disk dimana proses boot bisa dilakukan, yaitu
mencari boot sector. Boot sector ini bisa berada di hard disk, atau floppy disk.
Pada
windows, proses start up booting dapat diuraikan sebagai berikut :
·
MBR
(Master Boot Record)
adalah sebuah program yang sangat kecil yang
terdapat pada sector pertama hardisk, MBR meload suatu program bernama NTLDR ke
dalam memori.
·
NTLDR
kemudian memindahkan komputer ke “flat memory model” (bypassing the 640KB
memory restrictions placed on PCs) kemudian membaca file BOOT.INI.
·
Jika
komputer mempunyai beberapa partisi yang bootable, NTLDR akan menggunakan
informasi yang terdapat pada file BOOT.INI untuk menampilkan pilihan boot,
apabila hanya terinstall windows xp saja maka tampilan menu akan dilewati dan
windows akan me-load windows xp.
·
Sebelum
meload windows xp, NTLDR membuka program lain ke dalam memory yang disebut
NDETEC.COM. File ini melakukan pengecekan semua hardware yang terdapat pada
komputer. Setelah semua hardware ditemukan, NDTECT.COM memberikan kembali
informasi tersebut ke NTLDR.
·
NTLDR
kemudian berusaha me-load versi Windows XP yang dipilih pada step 3. Hal ini
dilakukan dengan menemukan file NTOSKRNL pada folder System32 yang terdapat
pada directory windows xp . NTOSKRNL adalah program utama pada system operasi
windows yaitu sebuah “kernel”.
·
NTOSKRNL
kemudian menangani proses boot selanjutnya. Langkah pertama adalah meload
beberapa “low-level system drivers”. Kemudian NTOSKRNL me-load semua file yang
dibutuhkan untuk membuat “core” sistem operasi windows xp.
·
Kemudian,
Windows akan memverifikasi apakah terdapat lebih dari satu konfigurasi hardware
profile pada komputer, kalau terdapat lebih dari satu hardware profile windows
akan menampilkan menu pilihan, tetapi apabila hanya terdapat satu profile maka
windows akan langsung me-load default profile.
·
Sesudah
windows mengenali hardware profile yang digunakan, windows kemudian me-load
semua device driver untuk semua hardware yang terdapat pada komputer, Pada saat
ini tampilan monitor menampilkan “Welcome To Windows XP boot screen”.
·
Terakhir
windows menjalankan semua service yang dijadwalkan secara otomatis. Pada saat
ini tampilan monitor menampilkan “logon screen”.
Dan
berdasarkan prosesnya, booting dapat dikenali dengan beberapa jenis, yaitu:
·
Cold Boot
Boot (proses menghidupkan komputer) yang
terjadi pada saat komputer dalam keadaan mati. Cold boot dilakukan dengan
cara menghidupkan komputer dengan
menekan tombol switch power. Cold Booting mendaur ulang akses memori komputer
secara acak sekaligus juga menghapus virus-virus yang mungkin berada dalam
memori sebelumnya.
·
Warm Boot
Boot (proses menghidupkan komputer) yang
terjadi pada saat komputer dialiri listrik kembali dan listrik dimatikan hanya
sejenak. Dengan tujuan mengulang kembali proses komputer dari awal. Warm Boot
ini biasanya terjadi disebabkan oleh software crash atau terjadi pengaturan
ulang dari sistem. Atau Warm boot bisa juga diartikan mengaktifkan kembali
tanpa harus dimatikan terlebih dahulu, misalnya dengan menekan tombol reset,
atau memencet sekaligus tombol CTRL+ALT+DEL pada sistem operasi Disk Operating
System (DOS). Me-restart komputer dengan menekan Ctrl+Alt+Del atau melakukan
shutdown dan restart. Warmboot ini dapat dideteksi dan dimanipulasi oleh virus.
·
Soft Boot
Boot (proses menghidupkan komputer) yang
dikendalikan melalui sistem.
·
Hard Boot
Boot (proses menghidupkan komputer) yang
dilakukan dengan cara dipaksa.
·
ReBoot
Peristiwa mengulang kembali sistem dari awal.
reBoot dilakukan oleh beberapa hal, antara lain seperti sistem tidak bereaksi
dalam beberapa lama, atau terjadi perubahan setting dalam sistem.
Startup
Setelah
melakukan pemeriksaan menyeluruh secara hati-hati pasca perakitan, boot pertama
kadang masih dapat mengalami masalah. Bila hal ini terjadi, tergantung pada
langkah apakah bagian boot muncul,bisa jadi sudah tidak memungkinkan untuk
memasuki menu BIOS untuk mengkonfigurasi setup BIOS. Bagian ini menjelaskan tugas penting yang dilakukan oleh power-on
self test (POST). POST memungkinkan troubleshooting atas berbagai permasalahan
yang sering terjadi.
Kapanpun sebuah
komputer dinyalakan, sejumlah pengujian secara otomatis dilakukan untuk
memeriksa komponen primer dalam sistem, seperti CPU, ROM, memori, dan sirkuit
pendukung motherboard.Rutinitas yang melakukan fungsi ini disebut POST.POST
adalah sebuah diagnostik rutin pada hardware yang dibangun ke dalam sistem
BIOS. Fungsi dasar rutinitas POST adalah untuk melihat apakah semua hardware
yang diperlukan sistem untuk startup telah ada dan segalanya berjalan baik
sebelum memulai proses boot. Rutinitas POST kemudian memastikan bahwa komputer
sudah siap untuk memulai bagian boot. POST juga menyediakan beberapa troubleshooting
dasar untuk menentukan alat apa yang gagal atau memiliki masalah awal selama
pemeriksaan hardware pra-startup.
Post Errors and Troubleshooting
Rutinitas POST membuat
pesan kesalahan atau peringatan bila menemukan kegagalan komponen. Kode
kesalahan POST akan membuat serangkaian bunyi bib untuk menunjukkan kegagalan
komponen hardware. Bila semua telah terpasang dengan baik selama proses
perakitan dan sistem baru tersebut berfungsi normal, satu bunyi bib pendek
biasanya terdengar setelah POST selesai dilakukan. Bila masalah ditemukan/dideteksi, beberapa
jumlah bib yang berbeda akan terdengar, kadangkala dalam kombinasi antara bunyi
pendek dan panjang. Ada beberapa kode-kode utama yang tergantung-BIOS. Mereka
bervariasi tergantung pada pabrik pembuat BIOS dan bahkan antara versi BIOS
yang berbeda.
Kode
bunyi bib dapat digunakan untuk memecahkan kegagalan hardware yang timbul
selama proses rutinitas POST. Walaupun rutinitas POST tidak terlalu teliti
dibandingkan dengan diagnostik berdasar-disket yang telah ada, ini adalah
barisan pertama pertahanan, terutama dalam mendeteksi permasalahan motherboard
yang berat. POST secara khusus mengeluarkan tiga macam keluaran pesan (output
message). Pesan-pesan ini termasuk kode audio, bib, pesan tulisan pada layar,
dan kode numerik heksadesimal yang dikirim menuju sebuah alamat port I/O. POST
secara umum melanjutkan permasalahan sebelumnya yang tidak fatal, namun permasalahan
yang fatal akan menyebabkan POST menghentikan proses boot. Bila permasalahan
tersebut muncul lebih dini, sebelum driver apapun di-load pada monitor kemudian POST akan memberikan sinyal mengenai
masalah yang ada melalui bib. Bib dikeluarkan melalui sistem speaker komputer.
Sebaliknya, bila POST dan bagian boot dapat melanjutkan hingga pada titik
dimana sistem dapat menggunakan sistem video untuk menampilkan pesan, maka
sebuah pesan akan ditampilkan pada layar. Pesan tersebut menunjukkan bahwa permasalahan
muncul dan kemungkinan penyebab-penyebabnya. Hal ini disebut sebagai kode
kesalahan visual. Pesan kesalahan ini umumnya dalam bentuk kode numerik,
contohnya, 1790-Disk 0 Error.
Misalnya,
panduan BIOS atau website pabrik akan membutuhkan konsultasi untuk merencanakan
bantuan mendekode beberapa kode kesalahan yang lebih rinci. Gambar dibawah ini
memberikan ringkasan akan kelompok umum kode kesalahan visual yang sering
ditemukan.
Mereka
menyusun beberapa kelompok umum pesan-pesan diagnosa hardware POST yang umumnya
digunakan pada sistem PC. Walaupun kebanyakan pabrik utama pembuat BIOS
menggunakan sebagian besar kode ini, tetapi tidak satupun menggunakan kesemua
dari kode ini.
Permasalahan
yang muncul selama POST umumnya
disebabkan oleh kesalahan konfigurasi atau pemasangan hardware. Jarang terjadi
kegagalan hardware yang sebenarnya. Kesalahan POST mungkin menunjukkan bahwa
listrik harus dimatikan dari sistem. Lepaskan steker sistem pada dinding, dan
dengan hati-hati periksa ulang komputer rakitan untuk meyakinkan bahwa satu
atau semua langkah-langkah pada daftar berikut telah dilakukan dengan benar:
- Semua
kabel terhubung dengan benar dan kokoh.
- Semua
driver telah terpasang dengan baik.
- Seting
konfigurasi setup CMOS/BIOS telah benar.
- Seting
jumper motherboard benar, bila diubah dari seting aslinya.
- Tidak ada konflik peralatan.
- Papan
tambahan dan disk drive telah terpasang dengan benar.
- Power
supply telah diatur untuk memberikan masukan voltase yang sesuai pada
negara atau daerah pengguna.
- Sebuah keyboard, monitor, dan mouse telah terpasang
dengan baik.
- Hard disk
yang mampu melakukan boot telah terpasang dengan semestinya.
- BIOS yang
digunakan adalah versi yang benar, mendukung drive yang terpasang, dan
telah memasukkan semua parameter dengan benar.
- Floppy
disk yang bisa melakukan boot telah ada pada drive A, bila diperlukan.
- Semua
memori SIMM atau DIMM telah terpasang dengan benar.
0 Response to "Bagaimana Proses Booting itu?"
Post a Comment
Silahkan Sahabat Blogger berkomentar.
Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan.
:)